Ini kali pertama aku mencoba untuk membuat cerita fiksi berupa cerpen, ya biasanya aku hanya sekedar tulis menulis beberapa kalimat saja tanpa tahu apa maksudnya.. lah kok jadi curhat :D
Emm,, ya namanya juga cerita fiksi pertama yang berhasil dituangkan kedalam bentuk tulisan utuh, jadi gatau nyambung gatau nggak ini cerita, hehe tapi ini original loh,, gak nyontek ke siapapun :p
Yaudah deh, daripada banyak basa basi gak jelas, mending baca aja ceritanya dan beri komentar bagus atau jeleknya ya, apapun penilaian kalian, aku terima kok, walau itu buruk juga yang penting jujur aja deh :p
Malam ini
seperti malam-malam yang biasanya, gelap, sunyi, sepi. Orangtua gak ada, kakak
gak punya, apalagi pacar, huft.. seorang diri dalam rumah gedong ini. Handphone
punyaku pun tak bersuara sama sekali.
Tak
lama kemudian, tiba-tiba handphone ku berbunyi.
Kring..
kring.. kring..
“Wah asyik nih,
ada yang menelpon”, mengambil handphone yang ada di atas kasurku.
“Eh,
kok nomornya gak aku kenal sih,, siapa ya.. ah paling juga teman-teman yang
iseng..” aku pun bingung.
Ketika
aku mengangkat telponnya, ternyata yang menelponku seorang laki-laki.
“Selamat
malam..” sapa lelaki itu.
“Selamat
malam juga, maaf ini dengan siapa ya?” Tanyaku.
“Oh
iya, aku lupa memperkenalkan namaku. Namaku Robi. Kalau ini dengan Shita bukan?”
Tanyanya.
“Emm,
iya. Kenapa kamu bisa tahu nama aku? Lantas kamu tahu nomor handphone ku dari
siapa?”, aku bingung.
“Aku
saudara sepupunya Raisya dan aku dapet nomor kamu dari Raisya juga.” Jelasnya.
“Oh,
Begitu ya? Memangnya ada kepentingan apa kamu menelponku malam-malam begini?”
Tanyaku lagi.
“Aku
Cuma ingin berkenalan saja. Soalnya kata Raisya, kamu tuh selalu kesepian kalau
malam-malam begini, jadi aku coba telpon aja, kali aja aku bisa nemenin kamu,
biar kamu gak bosen. Apa kamu keberatan?”
“Oh
tentu saja tidak. Oh iya, ngomong-ngomong kenapa bisa minta nomor aku sih?
Emang sebelumnya kita pernah bertemu?
“Nggak
juga. Aku cuma lagi cari temen aja, barangkali teman Raisya bisa jadi temen aku
juga.”
“Oh
begitu ya?”
“Iya.”
Karna
aku udah ngantuk, aku minta udahan dulu telponannya.
“Eh,
udah dulu ya, udah malem nih, Kapan-kapan kita lanjutin lagi ngobrolnya.”
“Oh,
baiklah, selamat malam”
“Selamat
malam juga” balasku sambil menutup telpon.
“Hooaammm,,
Aduh ngantuk banget nih.” aku pun beranjak menuju tempat tidur dan langsung
tidur.
***
Tik
tok.. Tik tok.. Jam bekerku berbunyi tepat pukul 04.30 pagi. Aku langsung
bergegas pergi ke kamar mandi.
Seperti
biasanya, sebelum bergegas ke bawah, aku membereskan tempat tidur. Eh, pas aku
liat handphone ku, ternyata ada pesan dari Robi.
“Ada
apa ya, dia sms aku sepagi ini.” Tanyaku dalam hati.
“Selamat
pagi Shita, cepet bangun ya, nanti kesiangan sekolahnya” Isi pesan dari Robi.
Setelah
membaca pesan itu, aku bingung, kenapa Robi seperhatian itu padaku, padahal aku
baru mengenal dia tadi malam. Apa dia orang yang udah kenal aku ya. Hmm,, Aku
bingung sekali.
Selesai
membereskan tempat tidur, aku pun langsung bergegas ke bawah dengan buru-buru.
Aku ingin cepat-cepat bertanya pada Raisya, siapa Robi itu sebenarnya.
Di
meja makan udah ada bunda dan ayah nya.
“Shita,
kok tumben sih, pagi-pagi gini udah ke bawah, buru-buru lagi, padahal masih jam
6.” Tanya bunda heran
“Gak
apa-apa kok Bun, emang gak boleh ya Shita berangkat sekolah pagi-pagi? Huft..”
Jawabku.
“Ya
gak apa-apalah Shit, semoga aja tiap hari kamu kaya gini, jadi bisa bareng sama
Ayahmu.”
“Iya
Shit, sekarang pergi bareng aja ya?” Ajak Ayah.
“Ah
nggak Yah, aku pergi sendiri aja, lagian sekarang juga udah mau pergi kok.”
Jawabku.
“Loh
kok pergi sekarang? Kamu gak sarapan?” Tanya ibu.
“Aku
sarapan di sekolah aja Bun.”
“Oh,
ya sudah.”
“Kalau
gitu aku pergi dulu ya Ayah Bunda.” Berpamitan pada Ayah dan Bunda.
“Hati-hati
di jalan sayang” Pesan Bunda.
***
Sesampanya
di SMA 56 Partiwi, suasana sekolah masih sepi, karna belum banyak yang udah datang.
Aku langsung menuju kelas X-3, kelasnya Raisya.
“Untung
saja, Raisya sudah datang” Ucapku dalam hati ketika melihat di jendela
kelasnya.
“Selamat
pagi Raisya..” Sapa ku
“Selamat
pagi juga, eh Shita, ada apa Shit? Kok gak biasanya sih datang ke kelas aku?”
Tanya Raisya.
“Gini
Sya, aku mau nanya tentang Robi. Robi itu siapa kamu sih?” Tanyaku langsung
pada pokok persoalan.
“Oh,
Kak Robi, dia saudara sepupu aku, dia juga bersekolah disini, dia anak
XI-IPA1.” Jawab Raisya.
“Oh,
sekolah disini juga. Eh, kenapa dia bisa tau aku sih? Terus bisa minta nomor
handphone ku ke kamu?” Tanyaku.
“Emm
itu ya? Dia kan pernah ngeliat kamu sama aku jalan ke kantin berdua, jadi dia
minta nomornya ke aku.”
“Emang
kenapa sih dia pengen tau nomor aku?
“Dia
tuh suka sama kamu Shit, makanya dia minta nomor kamu..”
“Hah?
Suka sama aku? Gak salah tuh? Jangan ngaco ah kamu.”
“Eh,
beneran lah, masa aku bohong sih.”
Gak
kerasa, suasana kelas Raisya udah mulai ramai. Aku pun berniat keluar dari
kelasnya dan pergi ke kelasku, kelas X-5.
“Eh,
udah rame gini, aku cabut ke kelas dulu ya? Nanti istirahat ke kantin bareng.”
“Emm
ya sudah, iya.”
***
Sesampainya
di kelas, udah banyak orang yang datang, kaya biasanya lah. Hehe. Aku langsung
menuju tempat duduk ku.
Eh,
gak lama kemudian, bel berbunyi. Anak-anak yang di luar berlarian memasuki
kelasnya. Kadang aku suka pengen ketawa sendiri. Haha..
***
Jam
istirahat pun tiba, bel berbunyi. Anak-anak keluar, ada yang pergi ke kantin,
perpustakaan, ada juga yang Cuma diem depan kelas mengobrol dengan temannya.
Aku
langsung pergi ke kantin bersama Raisya. Eh, pas di kantin, tumben-tumbennya
Raisya yang mau mesenin. Ya aku gak bisa ngelarang lah.
Eh,
pas aku lagi duduk sendiri, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang menghampiri
ku dan bertanya, “Bolehkah aku duduk disini?”
Aku
heran, sepertinya aku kenal suara ini, oh iya, suara orang yang menelponku tadi
malam. Haduh, kok aku jadi deg-degan gini ya, ada apa ini. Ucapku dalam hati
sambil menatap wajah lelaki itu.
“Hey,,
kenapa? Boleh gak nih?” Tanyanya lagi.
“Oh,
iya, tentu saja,” Aku secara refleks menjawab pertanyaan lelaki itu.
Laki-laki
itu bertanya-tanya tentangku, tapi dia tidak memperkenalkan identitasnya.
Setelah
selesai memesan, Raisya balik lagi ke tempat ku duduk dengan lelaki itu sambil
membawa makanan dan minumannya.
“Eh,
Kak Robi. Dari kapan disini?” Tanya Raisya pada Robi.
“Hah,
Robi? Berarti laki-laki yang ada di depanku ini lelaki yang tadi malem
menelponku, uh, bener saja perkiraan aku, suaranya gak asing” Ucapku dalam
hati, aku jadi salting, salah tingkah. Haha
“Eh,
ada kamu juga, dari tadi. Haha..” Jawab Robi sambil bercanda.
“Ah
kaka, ada-ada aja. Eh iya Shit, Ini yang namanya Robi yang tadi malem nelpon
kamu.”
“Oh
ini, kenapa kaka gak bilang dari tadi, kalau kaka yang tadi malem nelpon aku,
kira aku siapa.”
“Hmm,,
hehe maaf atuh cantik.” Puji Robi
Hah,
Robi bilang aku cantik? Haduh.. deg-degan gini. Muka aku merah.
“Eh
kak, mau mesen apa? Biar aku pesenin” Kata Raisya ke Robi.
“Ah
aku mah sama aja kaya kalian deh, Eh iya Sya, Makananya buat aku duluan ya?
Nanti kamu yang itu. Haha..”
“Iya lah kak, gimana kaka aja. Mau
enaknya aja. Haha..”
Raisya
pun meninggalkan kami berdua.
“Ayolah
Shit, makanannya di makan , jangan di liatin aja. Apa mau aku suapin?? Sini
atuh, buka mulutnya.” Menyodorkan sendok yang berisi makanan ke depan mulutku.
“Ah,
gak usah kak, kaka makan sendiri aja,” Aku langsung menolak.
“Oh
ya sudah, Makan donk makanannya kalau gak mau di suapinnya.. haha.. Apa kamu
gak mau makan? Biar sama aku aja di abisin.. haha..” Robi bercanda.
“Ah
kaka, ternyata kaka rakus juga ya.. hehe” Aku membalas candaan Robi.
“haha..
Bisa aja kamu.”
“hayoh,
kalian bercanda berdua, gak ngajak-ngajak aku. Haha..” Raisya datang langsung
ikutan.
Eh,
gak beberapa lama udah makan, bel bunyi, Aku, Kak Robi dan Raisya buru-buru
pergi ke kelas. Sebelum Kak Robi pergi, dia berbicara dulu padaku, katanya aku
jangan dulu pulang, pulangnya biar bareng aja sama Kak Robi. Haduh, ada apa
ini, kenapa dia ngajak pulang bareng ya. Ah, barangkali Cuma iseng aja.. haha
***
Bel pulang
berbunyi, saat aku keluar lewat gerbang, eh Kak Robi udah ada disana dengan
sepeda motornya. Aku pura-pura tidak melihatnya, saat aku jalan, dia
memanggilku.
Wah bener, dia
lagi nunggu aku.
“Ada
apa kak?” Tanya aku.
“Eh,
kamu ini bagaimana sih, kan tadi kata aku pulang bareng. Masa udah lupa lagi
sih? Payah ah.”
“Oh
iya ya, hehe.. Maaf atuh kak.”
“Yaudah
cepet naik, pake nih helm.nya,” Menyodorkan helm padaku.
Ketika
di jalan, dia tiba-tiba menghentikan motornya pada suatu taman yang luas.
“Ih,
kenapa berhenti kak?” Tanyaku heran.
“Gak
apa-apa, kita diem dulu aja disini sebentar.”
“Oh.”
Setelah
mencari tempat duduk, aku dan Kak Robi duduk di situ.
Eh
setelah duduk kita gak saling bicara satu sama lain, kita asyik dengan
handphone kita masing-masing. Tiba-tiba Robi berkata.
“Shita,
udah punya pacar belum?”
“Menurut
kaka? Memang pernah liat aku pacaran?”
“Emm,,
ya belum juga sih. Berarti belum punya dong?”
“Iya
kak, emang kenapa?”
“Mau
gak kamu jadi pacar aku?”
“Hah?
Gak salah kak?”
“Ya
gak salah donk Shit. Mau gak?”
“Hmm,,
gimana ya.. Ya sudahlah, kita coba jalanin dulu aja.”
“Beneran
Shit? Jadi kamu nerima aku?”
“Iya
kak.”
“Aduh
Shita, makasih banget ya, udah mau nerima aku.”
“Iya
kak, sama-sama”
Gimana,,, gimana ??? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar